DADYA PASEK KAYU SELEM MELASTI KESEGARA 19 Maret 2023
Bila menyebutnya teringatlah pada bait lagu Bengawan Solo yang menginfirasikan bahwa akhir dari semua yang ada di daratan adalah laut. Kenapa laut ?. Disinilah menunjukkan betapa rendah hatinya laut mampu menguasai TIGA DUNIA. Karena air kehidupan AMERTHA yang dijaga Sanghyang Baruna dan Nagaraja itu beradanya dilaut.
Begitu pula kisah kamandalu beda asmara antara Siwa dengan Uma di Udara menetes dan jatuhnya juga ke Laut, hinga terlahirlan Sanghyang Adi Kala. Untuk mendapatkan Tirtha Suci itu Sang Bima Sena mesti melepaskan kekotoran dirinya, mengikuti perintah Guru Derona dengan setianya mencemplungkan dirinya kedasar laut ( ANGANYUT MALANING BUMI ANGAMET TIRTHA AMERTHA ).
Beda halnya dengan Gudug Basur dan Bawi Serenggi yang dengan gagahnya mengobrak abrik/ngelumbih Gunung diwaktu malam untuk memperoleh Tirta KAMAN DALU. Tirta yang menetes dari bongkahan gunung ini mesti diperoleh dengan memejamkan mata diwaktu malam. Oo.. itu konsep dari nyegara gunung yang diawali dengan melasti kesegara dan keesokan harina melakukan Tawur Agung di Penataran Agung Besakih.
Hal ini berlanjut sampai pada Natar masing-masing Rumah, Perempatan jalan Desa, Kecamatan,Kabupaten dan pusatnya di Besakih sebagai Tohlangkir Stananya TIRTHA KAMAN DALU. Saya jadi teringat dengan ungkapan asam di Gunung garam di Laut akhirnya bertemu enak rasanya.
Dan kemarin tanggal 19 Maret 2023 Kami Warga Pasek Kayu Selem Sukaluwih melakukan Melasti ke Segara Goa Lawah.
Tidak ada komentar